Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono mengatakan, warga Depok yang mempunyai asuransi kesehatan dan Jaminas Sosial Tenaga Kerja mencapai 279.819 jiwa atau hanya 19 persen dari total jumlah penduduk 1,5 juta jiwa.
"Kami akan bantu bagi warga miskin yang belum punya jaminan kesehatan," katanya di Depok, Jumat (18/6/2010).
Menurut dia, saat ini warga Depok yang tergabung dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) baru 137.221 jiwa atau sembilan persen dari jumlah penduduk.
Dia mengatakan, untuk warga yang belum mempunyai asuransi jumlahnya lebih banyak lagi yaitu mencapai 1.086.637 jiwa.
Menurut dia, warga tersebut bukan hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari kalangan menengah dan atas.
"Mereka nantinya akan diberi asuransi melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)," katanya.
Dikatakannya program ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Untuk tahap pertama pada Desember 2010.
Jamkesda, katanya, merupakan perpanjangan dari surat keterangan tidak mampu (SKTM).
Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya akan dibuatkan juga Jamkesda yang disampingnya juga bertuliskan plus SKTM.
Menurut dia, program ini akan dievaluasi setiap tahunnya, baik dari pelaksanaan, pelayanan, maupun pendataan.
"Dinas Kesehatan (Dinkes) akan memperbarui data setiap tahunnya berapa penduduk miskin di Depok setiap yang butuh program ini," katanya.
Hardiono juga menjelaskan untuk melayani warga miskin, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan berbagai rumah sakit, baik yang berada di Depok maupun Jakarta.
"Ini untuk melayani warga Depok yang hendak berobat," katanya.
Di Depok terdapat 16 rumah sakit meliputi Rumah Sakit Bunda Margonda, Rumah Sakit Ibu Anak Graha Permata Ibu, Rumah Sakit Bayangkara Brimob, Rumah Sakit Meilia, Rumah Sakit Tumbuh Kembang dan Rumah Sakit Tugu, Rumah Sakit Hospital di Cinere serta Rumah Sakit Hermina.
Selanjutnya ada pula Rumah Sakit Bhakti Yudha, Rumah Sakit Harapan Depok, Rumah Sakit Mitra Keluarga, Rumah Sakit Asy-syifa Medical Center, Rumah Sakit Umum Daerah Depok, Rumah Sakit Sentra Medika, Rumah Sakit Hasanah Graha Afia, dan Rumah Sakit Simpang Depok.
Di Jakarta ada beberapa Rumah sakit diantaranya Rumah Sakit Pasar Rebo, Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit PeRumah Sakitahabatan, Rumah Sakit Kepolisian Sukamto, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Ada pula, Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (PAU) Dr. Ernawan Antariksa, Rumah Sakit Sofa marwa, Rumah Sakit Jantung Pusat Harapan Kita dan Rumah Sakit Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YOGI). Sementara itu di Bogor terdapat dua rumah sakit yakni Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi (Cilendek, Kota Bogor) serta Rumah Sakit Cibinong, Kabupaten Bogor.
sumber : kompas.com
Selengkapnya...
Jumat, 01 Juli 2011
19 Persen Warga Depok Berasuransi Kesehatan
Adakah Asuransi Kesehatan Ideal?
Semua orang tanpa terkecuali seharusnya memiliki asuransi kesehatan yang akan menjamin biaya kesehatan atau perawatan ketika seseorang jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Apalagi, meski kita telah menjaga kesehatan dengan baik, penyakit bisa datang tanpa diduga. Di lain pihak, biaya kesehatan terus meningkat.
Hampir 70 persen penduduk Indonesia membiayai sendiri biaya dokter atau rumah sakit. Ada berbagai alasan yang membuat masyarakat masih enggan mengambil jasa asuransi, antara lain karena takut tertipu agen asuransi, repot mengajukan klaim pengobatan, serta banyak yang sayang keluar dana untuk membayar asuransi.
Menurut Tri Djoko Santoso, seorang perencana keuangan, asuransi kesehatan termasuk dalam salah satu upaya melindungi diri dan juga kekayaan. "Banyak sekali penyakit-penyakit yang bisa membuat seseorang miskin karena menghabiskan harta benda," kata Ketua Institute Financial Planning Indonesia ini.
Asuransi kesehatan yang dimiliki sebaiknya adalah asuransi kesehatan murni, bukan yang dicampur dengan investasi. Hal ini bertujuan agar manfaaat yang diperoleh lebih tinggi. Misalnya penggantian biaya rawat inap atau tindakan operasi yang lebih besar.
Tri Djoko menambahkan, seorang karyawan yang sudah mendapat jaminan kesehatan dari kantornya pun sebaiknya tetap memproteksi diri dengan asuransi kesehatan. "Asuransi pun ada limitnya. Biasanya kalau salah satu karyawan mengeluarkan biaya terlalu tinggi karena penyakit kritis, tahun berikutnya perusahaan asuransi tidak mau orang itu dimasukkan lagi dalam program," katanya.
Memilih produk asuransi yang tepat memang bukan perkara sepele. Dibutuhkan jelian dan ketelitian nasabah karena dana pembelian bukan milik orang lain, tetapi milik Anda. Kerugian atau risiko atas kesalahan pembelian asuransi tetap ditanggung pembeli, bukan pihak lain.
Untuk mencegah kerugian akibat asuransi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan calon nasabah, yakni:
- Harus dipahami bahwa premi asuransi merupakan sebuah biaya, bukan investasi. Dengan kata lain, uang kita akan hilang kalau selama masa berlakunya polis kita sehat-sehat saja.
- Tanyakan secara rinci kepada agen asuransi setiap butir yang tertulis dalam polis. Misalnya saja kondisi pengecualian penyakit yang tidak dijamin, apakah cakupan asuransi meliputi layanan rawat jalan atau hanya rawat inap?
- Karena mengeluarkan biaya, calon pembeli asuransi sebaiknya bertanya kepada teman atau orang yang dirasa lebih paham tentang asuransi. Tak jarang penjelasan tentang penyakit ditulis dalam bahasa Inggris sehingga bisa menimbulkan arti yang salah.
- Tanyakan juga tentang prosedur klaim. Makin cepat dan mudah proses klaim, makin baik kuliatas birokrasi perusahaan asuransi yang bersangkutan. Itu sebabnya, perhatikan pula track record perusahaan asuransi yang akan dipilih.
- Sampaikan dengan jujur bila Anda sudah mengidap penyakit tertentu sebelum diberlakukannya polis.
sumber : kompas.com
Selengkapnya...
Sabtu, 30 April 2011
Mengapa Keluarga Anda Butuh Asuransi?
Belakangan ini, kita sering membaca dan melihat liputan dari media cetak maupun media elektronik tentang rangkaian kecelakaan yang terjadi di seantero Indonesia. Tidak jarang, selain merenggut jiwa, kecelakaan tersebut juga mengakibatkan korban harus menjalani rawat inap. Selain membuat rasa duka, musibah tersebut sudah tentu membutuhkan besaran finansial yang tidak sedikit guna memulihkan kesehatan para korban.
Pada saat yang bersamaan, wabah penyakit pun bertebaran di sekitar kita. Ketika Demam Berdarah menjadi ancaman rutin di setiap pergantian musim, penyakit lain pun bermunculan, salah satunya adalah wabah muntaber yang menyebabkan ada banyak orang yang harus menjalani rawat inap. Akibatnya, banyak keluarga yang harus mengeluarkan biaya besar untuk proses kesembuhan di rumah sakit.
Berangkat dari kedua kejadian itu, setiap keluarga seyogianya mulai menyadari pentingnya mengantisipasi kejadian tak terduga dengan langkah-langkah protektif. Dalam konteks ini, saya mau menyampaikan tentang urgensi pembelian polis asuransi kesehatan bagi setiap keluarga guna memproteksi setiap anggota keluarga dari berbagai kejadian tak terduga di kemudian hari.
Dinamika Asuransi Kesehatan
Secara korporatif, setiap karyawan yang sudah berstatus sebagai karyawan tetap umumnya bisa saja sudah dilengkapi dengan paket asuransi kesehatan dari perusahaan tempat bekerja.
Yang perlu menjadi renungan, setiap kepala keluarga harus mulai berhitung, apakah skema dan plafon asuransi kesehatan dari perusahaan sudah cukup untuk melindungi kebutuhan proteksi kesehatan bagi setiap anggota keluarganya?
Ketika skema asuransi kesehatan dari perusahaan belum mencukupi, setiap keluarga perlu memikirkan pembelian polis asuransi jiwa secara perorangan. Umumnya, polis asuransi kesehatan yang disediakan oleh perusahaan dibatasi dan berlaku untuk istri/suami dan maksimal tiga anak dengan usia tertentu.
Jika Anda adalah karyawan yang memiliki anak lebih dari tiga, atau akan beranjak ke usia batas yang ditentukan, sudah tentu ada anggota keluarga yang tidak ter-cover. Itu sebabnya, Anda perlu memperlengkapi diri dengan pembelian polis asuransi kesehatan secara perorangan sehingga semua anggota keluarga Anda mendapatkan proteksi maksimal.
Bagaimana pula dengan kalangan profesional lain yang tidak terproteksi dengan polis asuransi kesehatan dari perusahaan? Sudah tentu mereka harus memikirkan sejak dini untuk memproteksi diri dengan asuransi kesehatan. Mereka mungkin berprofesi sebagai pekerja seni, penekun profesi tertentu yang bersifat freelance seperti fotografer, kaum pedagang, penjual kelontong, atau profesi lain yang tidak melekat pada perusahaan.
Untuk menghindarkan pengeluaran biaya besar akibat munculnya penyakit atau kecelakaan yang tidak diharapkan, seyogianya setiap keluarga pada profesi ini mulai berpikir untuk segera berjaga dengan memproteksi diri melalui asuransi kesehatan.
Secara umum, hampir seluruh perusahaan asuransi jiwa memiliki produk asuransi kesehatan. Lebih dari itu, ada sebagian di antaranya yang menjual beberapa jenis asuransi kesehatan. Pelaku industri asuransi jiwa menyadari bahwa unsur kesehatan dan pemenuhannya merupakan aspek penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sehingga mereka berkompetisi untuk menyediakan produk dan layanan yang berkualitas.
Sudah tentu, kondisi ini amat menguntungkan bagi setiap keluarga atau individu untuk bisa menentukan pilihan produk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka. Tingkat kompetisi yang tinggi di antara pelaku industri asuransi dalam menyediakan polis asuransi kesehatan tentunya akan mendorong munculnya produk-produk yang berkualitas, dan itu memudahkan para calon pemegang polis untuk mendapatkan produk asuransi kesehatan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berbagai perusahaan asuransi jiwa umumnya menawarkan polis asuransi kesehatan yang memiliki kemiripan dari sisi produk dan manfaatnya. Yang perlu diperhatikan oleh setiap keluarga adalah aspek komprehensif dari program yang ditawarkan. Seyogianya, produk yang diambil sudah mencakup coverage untuk (1) ayah, ibu, dan anak-anak; (2) segala jenis penyakit, baik rawat jalan maupun rawat inap, termasuk penyakit kritis dan cacat; (3) biaya operasi, konsultasi dokter, biaya rawat inap, dan obat-obatan; (4) biaya persalinan, baik secara normal maupun cesar.
Secara pragmatis, para tertanggung/pemegang polis tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun ketika harus menjalani perawatan, selama biaya perawatan tersebut masih dalam batas coverage yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Pemegang polis juga memiliki banyak pilihan karena perusahaan penyedia asuransi kesehatan sudah bekerja sama dengan banyak Rumah Sakit dan Klinik-klinik, sesuai dengan plafon dana yang terskema dalam polis asuransi jiwa para tertanggung.
Mengingat biaya perawatan di rumah sakit akan semakin mahal ke depannya, sekaranglah saat yang tepat bagi setiap keluarga untuk memiliki polis asuransi kesehatan guna melindungi setiap anggota keluarga dari berbagai kejadian tak terduga. Anda jangan menunda dan segera hubungi agen asuransi terdekat. Kemudian, diskusikan dengan mereka tentang kebutuhan asuransi kesehatan Anda dan keluarga. Pastikan kesehatan keluarga Anda terproteksi, dan semua itu didahului dengan langkah antisipatif Anda dalam memproteksi mereka melalui pembelian polis asuransi kesehatan.
Hubungi saya Agent Asuransi Takaful wilayah III Cirebon, Brebes dan Tegal di 08122211835 (Badruddin).
• VIVAnews
Selengkapnya...